BULLYING


 Enak-enak lagi jalan di selasar sambil ngelamun, eh tiba-tiba kakak kelas main nongol aja. Udah gitu, minta duit, pula. Atau, teman-teman sekelas dipaksa untuk mengabaikanmu, jadi sejak pagi sampai pulang sekolah kamu enggak bisa ngobrol sama siapapun.

Bullying tak sekedar memalak uang jajan atau mengucilkan. Menyebarkan gosip, mempermalukan, mencela, atau menjuluki seseorang dengan nama yang tak disukainya juga termasuk bullying. Bahkan, sekedar mengerjai dan mempermalukan seseorang, misalnya menyuruh adik kelas bicara sama tiang bendera atau merayu senior ekstrakurikuler, dapat dikategorikan bullying. Yang lebih ekstrim, byllying bisa berupa intimidasi, ancaman, hingga menimbulkan luka fisik.

Jangan lari dari masalah yang sebenarnya. Kegalauan, kekurangan, ketidaksempurnaan dalam hidup seseorang tidak bisa menjadi validasi untuk melampiaskannya pada orang lain. Misalnya, bila kamu tak suka rambutmu yang lurus lepek, masalah ini takkan selesai hanya dengan menghasut seluruh teman-temanmu untuk membenci Ana yang berambut ikal mengombak seperti gulungan air pantai. Selama kamu belum menemukan cara untuk menata rambutmu, atau menerimanya dengan lapang hati, kamu tetap takkan puas bahkan setelah menggencet sepuluh orang Ana sekalipun. Hal ini berlaku pada setiap persoalan lain, baik itu dalam keluarga, dengan saudara, atau nilai ujian di sekolah. Seluruh tenaga yang dihabiskan untuk adik kelas, junior, teman sekolah, siapapun dia, akan lebih berfaedah bila kamu gunakan untuk menyelesaikan inti persoalan yang sebenarnya tengah kamu hadapi.

Sebaliknya, bila kamu telah menjadi korban bullying, jangan segan mencari pertolongan. 

Komentar